Alvionitha Putri Photos

Alvionitha Putri Photos
Official photo belongs to Primero Management

Senin, 11 April 2011

Funny Peri Indahku


Sejak kecil hidup Endro tidak pernah bahagia, Endro selalu dikucilkan oleh teman-teman sepermainannya dikarenakan porsi badannya yang tidak sesuai dengan umurnya. Ya, porsi badannya yang berlebihan membuat dia jarang mempunyai teman. Tapi sepertinya Endro sudah kebal dari cercaan buruk teman-temannya. Dalam hati Endro selama dia punya rumah, dan keluarga yang menyayangi dia itu sudah cukup. Sehari-hari sejak kecil Endro menghabiskan waktu bersama teman-teman elektroniknya, ya, Endro hanya bermain dengan PSP, PS, dkk. Begitu terus hingga akhirnya dia memasuki bangku SMA. Selama SMA rasanya petualangan Endro baru dimulai, cacian-cacian dari teman-teman sudah berlebihan, Endro tidak seperti kebanyakan laki-laki lain yang memiliki pacar disekolah, ataupun sering berduan disekolah, ditambah lagi badan Endro yang semakin gemuk. Sebenarnya Endro tidak doyan makan, hanya saja memang ada Gen dari keluarganya.
Selama ditahun pertama Endro, tidak ada yang berkesan buatnya. Dia tidak seperti kebanyakn lain yang pulang sekolah akan mampir ke Mall bersama teman-temannya, atau mengerjakan tugas bersama-sama. Namun itu tidak pernah menggangu Endro, didalam hatinya Endro hanya ingin cepat lulus sekolah, tidak penting hal-hal berbau pertemanan seperti itu.
Namun semua berubah ketika Endro memasuki tahun keduanya disekolah. Semenjak ada anak baru bernama Funni, pidahan dari bandung. Parasnya ayu, badannya tinggi,  rambutnya panjang hitam legam, ditambah lagi,pintar berbahasa inggris. Riasan diwajahnya pun sederhana, tidak seperti wanita-wanita lain disekolah.
Semua mata tertuju pada Funni saat dia memasuki kelas, semua bersiul tapi hanya Endro yang tidak memperhatikan, Endro sibuk mengerjakan tugas yang diberi oleh guru pada jam itu. “Perhatian semua, kita kedatangan murid baru”Seru Pak Dani, yang sedang mengajar pada jam itu. “Nama saya FunniJ pindahan dari bandung, saya mengikuti mami saya yg bertugas ke sini”Sapa perkenalannya kepada semua murid dengan senyum manisnya, tentunya ada yang tidak menyukai hal ini, anak-anak perempuan dikelas yang memberi kesan tidak menyukai Funni menyahut dengan ejekan “oouhhh unyu-unyu maminya”sahut salah satu murid perempuan, dan semua anak perempuan tertawa, Funni hanya membalas dengan senyum manisnya. “Funni duduk dipaling belakang ya” kata pak Dani, “iya Pak” jawab Funni.
Jam istirahat seperti biasanya, Endro mengeluarkan PSP dan bermain didalam kelas, Funni menghampirinya. “Nama kamu siapa?” tanya Funni manis, “kamu ngomong sama aku?”Endro bertanya balik dengan heran, “iya lah , haha”jawab Funni ringan, “namaku Endro”jawab Endro singkat. Funni ingin mengajak Endro kekantin bersama, tetapi Endro menolaknya. Niat Funni sebenarnya baik, dia hanya ingin membuat Endro tersenyum.
Keesokan harinya, sepulang sekolah Funni ingin kerumah Endro, ingin meminta bantuan Endro tentang pelajaran, secara hanya Endro yang catatannya lengkap. Pada  jam istirahat. . . “Do, pulang sekolah boleh mampir rumahmu nggak?”tanya Funni ringan seraya tersenyum, “hah? Mau ngapain?”tanya Endro heran, “aku mau minta bantuan mu sama minjem beberapa catetanmu, trus mau kenal kamu lebih dekat”jawab Funni sambil tersenyum, “lebih dekat? Emang kamu mau temenan sama aku? Si Lemak Berjalan?”jawab Endro meremehkan, “loh apa salahnya? Emang orang gemuk ga boleh hidup?”jawab Funni ringan sambil tersenyum. Perasaan hati Endro langsung tak menentu, dia kaget dengan jawaban Funni, selama ini Endro tak pernah berpikir seperti itu, apa salahnya menjadi orang gemuk? Endro mengiyakan permintaan Funni, lagi pula sebenarnya Endro senang bisa mempunya teman seperti Funni.
Sepulang sekolah, Funni ikut mobil Endro pulang, ya karna tujuan mereka sama, kerumah Endro. “Pah, ini Funni mau kerumah minjem catetan, anak baru” kata Endro ke papanya, “Oh ya? Wah cantik sekali, ayo naik!”jawab papa Endro ramah, “iya makasih om, maaf merepotkan”jawab Funni ramah. Disepanjang perjalanan Funni dan Endro bersenda gurau, papa Endro kaget karna selama ini Endro tidak pernah tertawa lepas seperti ini. Sesampainya dirumah Endro, Endro mengajarkan beberapa mata pelajaran yang tidak Funni mengerti, meminjamkan beberapa catatan, hingga akhirnya Funni memulai percakapan “aku selalu jadi juara pertama saat kelulusan, dan tahun ini aku mau kamu yang juara”kata Funni sambil tersenyum, “haah? Aku ? mana bisa, kenapa ga kamu aja?”jawab Endro heran, jujur Endro tak bisa berkutik saat melihat senyum Funni, “haha iya kalo masih sempet, kayanya sih udah enggak, kalo ntar aku ga bisa, kamu loh ya yang harus juara pertama! Pokoknya harus! Haha”jawab Funni ringan, tetapi ada maksud rahasia didalam perkataan Funni, “masih sempet? Emang kamu mau kemana? Pindah lagi?”tanya Endro heran, “hha, ada deh, udah pokoknya harus kamu, aku pulang dulu ya Do, makasih banyak Do J” lanjut Funni. Endro mengantar Funni berpamitan kepada orang tuanya, dan mengantarkan sampai depan pintu, Funni pun pulang kerumah.
Endro tak bisa tidur malam itu, dia memikirkan semua kejadian hari ini, dari namanya yang diubah oleh Funni menjadi Dodo, dan hanya Funni yang boleh memanggilnya seperti itu, memintanya menjadi juara kelulusan, dan ada satu hal yang paling tidak bisa Endro lupakan, senyum Funni yang ringan tapi manis, Endro pun akhirnya terlelap.
Disekolah Funni mengembalikan semua catatan Endro, sebagai perwujudan terimakasih, Funni mentraktir Endro makan, disitu Endro tidak bisa menolak, karna Funni benar-benar memaksa. Seusai makan dikantin, dalam perjalanan ke kelas Funni pingsan, Endro panik dan berteriak minta tolong, hidung Funni mengeluarkan darah, Funni langsung dilarikan kerumah sakit. Endro terus disamping Funni saat itu, pikiranya kacau balau, takut kehilangan, semuanya bercampur aduk, apa ini maksud Funni “kalau masih sempat”, oh Tuhan jangan kau ambil Peri Funni ku, doa Endro dalam hati sambil menahan tangis. “Dodo. . .”suara lemah Funni, Funni tersadar! Endro ingin memanggil dokter, namun Funni melarang.. “Dodo, inget yah km punya janji sama aku, kamu harus terusin cita-cita aku, kamu harus juara 1 dalam kelulusan, maaf aku gak cerita tentang penyakitku, aku mau kamu semangat Do! Ga boleh rendah diri lagi, oke? Aku bakal mantau kamu terus loh dari surga!”kata Funni terbata-bata, tapi senyumnya tak pernah lepas dari bibirnya, “Dodo ga mau Funni pergi L jangan pergi Funni, Cuma kamu yang bisa bikin aku tersenyum, semua akan berubah kalo kamu pergi!”jawab Endro, badannya gemetar tak kuasa menahan tangis, tak dia sangka dibalik senyum itu terdapat Leukimia stadium akhir.. “funni bakal ada dihati Dodo J salam buat mami ya Do” Funni tersenyum dan menutup matanya. Hati Endro hancur melihat garis lurus dilayar monitor, Funni telah pergi, Endro menangis sejadi-jadinya..
Sosok berwibawa itu memegang piala dan menahan tangis diatas mimbar, dan berkata “Funni piala ini buat kamu” kata Endro yang menyabet juara satu pada kelulusan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar