Alvionitha Putri Photos

Alvionitha Putri Photos
Official photo belongs to Primero Management

Selasa, 24 Mei 2011

Janinku Sayang Janinku Malang


Aku  merasa sangat beruntung bisa mendapatkan Anggara, cowo paling mapan, dan tampan disekolah. Banyak teman-temanku iri karena aku bisa mendapatkan hati  Anggara. Anggara gak pelit, semua yang aku mau pasti dikabulkan. Biasanya kami sepulang sekolah mampir ke Mall, makan, dan tentunya Anggara mempersilahkan aku berbelanja sesuka hati. Rasanya aku sudah memiliki segalanya setelah berpacaran dengan Anggara. Hubungan kami bisa dibilang baru, karena hubungan kami baru jalan 3 bulan.
Aku ? Aku Cinta Wijaya. Aku anak dari seorang pejabat. Jadi bisa dibilang keluarga aku, keluarga berada.  Mama orang yang paling aku sayang, dia anggota sebuah partai ternama. Jadi keluarga aku bisa dibilang aktif dibidang politik. Keluarga aku juga ternama disekolah. Penyumbang paling aktif dan banyak ke Yayasan sekolah. Sistem dalam keluarga aku sangat keras. Mereka penyayang, tapi tegas dan disiplin. Dan tentunya Mama, Papa punya harapan besar ke aku dan kakakku. Iya, aku punya kakak, Claudya Wijaya sekarang meneruskan perguruan tinggi di London. Aku sayang banget sama Kak Cla, Cla panggilan untuk Claudya. Walaupun dia jauh, tapi ga pernah lupa untuk menanyakan kabar aku. Selalu menelponku, tetapi jarang menelpon Mama dan Papa. Kak Cla tau, mereka sibuk disini.
“Cin, apa kabar kamu?” suara Kak Cla dari telepon. “Baik, kak. Kakak apa kabar? Sehat aja kan?” jawabku. “Iya, aku baik. Sekolah kamu gimana sayang? Aku kangen pengen denger curhat kamu.” jawab Kak Cla. Kak Cla itu benar-benar kakak yang paling sabar, The Best Sister in the world deh. “Iiih, kakaaaaaak, tau nggak sih, Cin baru jadian sama Anggara, itu loh cowo yang cakep + tajir disekolah. Anaknya baik kak, gak pelit kaya Arnold. Hehe” seruku bersemangat. “Hahaha, pasti teman-teman kamu disekolah pada iri sama kamu. Terus pelajaran kamu baik-baik aja kan? Jangan pacarannya aja yang naik prestasinya! Hahaha” jawab Kak Cla ringan. Ngobrol sama Kak Cla ini ga bakalan pernah bosan deh. “Hehehe, iya kak. Cin selalu belajar kok. Cin pengen kayak Kak Cla, bisa dapet Beasiswa.” jawabku sedikit haru. “Nah gitu dong. Aduh kakak kangen banget, sini kakak peluk. Udah mandi belom kamu? Hahaha” jawab Kak Cla. “Aaaah, kakaaaak! Hahaha, iya Cin kangen banget, berpelukaaaaan. Haha.” jawabku, perutku terasa sakit karena kebanyakan tertawa. “Hehe, ya udah, aku cape mau tidur dulu, nanti aku telepon lagi” kata Kak Cla. “Oke kak. Cin juga mau mandi dulu, hehe” jawabku malu-malu. “Oalah, belum mandi! Pantesan asem!!! Hahaha, oke sayang hati-hati yah kalau pacaran! Inget-inget belajar. Love you Besties! Keep pray for you all. Bye” kata Kak Cla mengakhiri. Tenang banget habis curhat sama Kak Cla. Sekarang mandi, dan tidur.
Pagi ini special banget, karena hari ini Anggara yang jemput aku kesekolah. Sampai diparkiran sekolah, puas banget liat tatapan iri anak-anak ke aku. Tiba-tiba Anggara cium kening aku disitu. Haha, pasti mereka iri banget. Dengan cuek aku masuk kekelas dan langsung duduk disamping Bella. “Bellaaaaaaaa, hehehe”kataku sambil mencolek dagunya. “Iya-iya tau yang dijemput Anggara, apa lagi yang special?”jawab Bella yang sudah bosan mendengar celoteh ku tentang Anggara. “Tadi Anggara cium kening aku depan anak-anak!!! Hahaha, ada si Nyai Ronggeng Maya juga tadi disitu. Puas sekaleee” jawabku panjang lebar. Maya, cewek yang paling iri karena Maya suka Anggara sejak kelas 1, tapi sampai kelas 3 gini, Anggara ga ada respon perasaan dia.
“Pulang sekolah ini kita kemana sayang?” pesan singkat dari Anggara masuk ke handphoneku. “Astaga sayang, kita juga baru masuk sekolah udah nanya, kenapa emang?” isi balasanku. “Aku udah kangen nih sayang, hehe” balasan dari Anggara. “Terserah Anggara sayang aja mau kemana, Cin ikut aja” balasanku. “OK! Sayang , muach” kata Anggara, lengkap dengan symbol petik dua bintangnya.
Bel pulang sekolah berbunyi. Hari ini jadwal pulang sekolah kerumah Bella, karena ada tugas yang harus dikerjakan bersama. Dan Anggara? Tentu saja menemani aku kerumah Bella. Kita bertiga naik mobil Anggara. “Nggar, kamu betah punya pacar kayak Cinta gini?” kata Bella sambil tertawa kecil, memulai percakapan. “Yee, apaan kamu Bell!” ketusku. “Jelas betah dong, Anggar kan cinta sama CInta” jawab Anggara menggoda. Bella, Anggara, dan aku pun tertawa sejadi-jadinya.
Pulang dari rumah Bella jam 7 malam, Mama, Papa aku tentu belum mencari aku, karena mereka selalu pulang diatas jam 12 malam. Tapi tentu si Mbok udah telepon-telepon karena Mama yang suruh pastikan aku sudah pulang apa belum. “Cin, kena macet pulang bentar lagi” jawabku kepada Mbok, dan langsung memutuskan sambungan telepon.  Diperjalanan pulang Anggara ingin memastikan aku makan pada malam ini, jadi kami dinner di sebuah restorant ternama disini.  Tentu kami gak pake seragam sekolah lagi. Anggara sudah membelikan aku baju ganti. Sebuah rok mini dan tanktop. Betapa Anggara memperhatikan hidup aku bukan? Haha. Sehabis makan, kami langsung naik ke mobil, Anggara langsung menjalankan mobilnya. Tiba-tiba Anggara menepikan mobilnya. “Kok menepi sayang? Ada apa?” tanyaku heran. “Aku pengen malam ini sama kamu, gak boleh yah?” jawab Anggara manja. “Uh, manjanya Anggarakuuu, hehe” jawabku tersenyum, sambil menyandarkan diriku ke bahu Anggara. Anggara menaruh tangannya di atas pahaku, dan mengelus-elusnya. Jujur aku merasa risih tapi menikmatinya. Aku mengadahkan kepalaku keatas, dan Anggara langsung mencium bibirku. Lama sekali Anggara mengisap bibirku. Aku juga merasakan tangannya yang meraba-raba pahaku, dan bagian lainnya. Handphoneku berbunyi. Ada pesan singkat dari Kak Cla, yang mengingatkan aku makan. Kami pun berhenti berciuman, dan Anggara langsung menjalankan mobilnya. Aku ga tau harus senang atau sedih, karena jujur itu adalah ciuman pertamaku. Sesampainya didepan rumah, Anggara turun dan membukakan pintu mobil untukku. Dia mencium keningku dan tersenyum manis. “Aku masuk dulu ya, kamu hati-hati pulangnya, aku langsung masuk ya, Cin capek” kataku, lalu berjalan masuk kedalam rumah.
Aku ga bisa tidur, gelisah terus-terusan. Jujur aku memikirkan kejadian dimobil tadi, lagi-lagi aku risih tapi menikamatinya... Aku pun terlelap.
Hari minggu yang cerah. Hmm, tapi Mama, Papa tetap kek kantor. Katanya ada mengurus surat-surat apa gitu. Hari ini anniversary ku yang ke 4 bulan sama Anggara. Jadi hari ini aku mau kerumah Anggara, mau masak. Karena hari ini rumah Anggara kosong, ga ada yang masakin dia. Jam 10 nanti Anggara akan menjemputku.
Tepat jam 10 Anggara menjemputku. “sayang kita ke mall dulu yah, beli bahan makanan” kata Anggara. “OK! Sayang” jawabku. Selesai belanja, kami langsung kerumah Anggara. Aku masak makan siang buat Anggara. Rencananya aku dirumah Anggara sampai malam.
“Hallo? Happy Sunday sayang” Kak Cla meneleponku. “Happy Sunday too Kak” jawabku. “hari minggu ngapain Cin?” kata Kak Cla. “ini dirumah Anggara kak, hehehe. Aku main kerumahnya sekalian masakin dia, hari ini rumahnya kosong.” Jawabku malu-malu. “Kalian berduaan aja?” kata Kak Cla menyelidik. “Iya kak, tenang aja Cin hati-hati kok kak” jawabku menenangkan. “OK! Sayang, aku mau sarapan dulu. Disini masih pagi, siang nanti aku mau ketoko buku, kamu hati-hati ya” jawab Kak Cla. “iya kak, bye” aku mengakhiri.
“Sayang aku numpang mandi ya, badan aku lengket-lengket nih” kataku, badanku emang ga enak, banyak berkeringat dari tadi. “Iya sayang” kata Anggara santai. “Gak boleh ngintip sayang” kataku menggoda. “Hehe, iya sayang” jawab Anggara tersenyum manis. Selesai mandi, aku pakai baju kedua yang memang aku bawa dari rumah.  Belum selesai aku mengenakan baju ku, Anggara masuk ke kamar. “Loh, sayang aku belum selesai pake baju nih” kataku kaget dan heran. “Gak apa-apa sayang, masa malu sama pacar sendiri” Anggara mendekatiku, dan memegang lenganku. Mendorongku pelan ketempat tidur, dan merebahkanku. “Sayang, mau ngapain jangan macam-macam” kataku takut. “Nggak sakit kok sayang, mau yah?” jawab Anggara. Dan kami pun melakukannya, aku risih tapi lagi-lagi menikmatinya…
Aku tau perbuatan aku itu salah, bahkan aku menyesal telah melakukannya, apalagi kami tidak pakai pengaman waktu itu. Aku depresi, memikirkan semuanya. Aku takut hamil, dan mengecewakn semua orang. Aku ga mau membuat orang tua aku malu.
1 bulan setelah kejadian itu Anggara pindah sekolah tanpa sepengetahuanku. Aku bingung mau mencarinya kemana, dengan uangnya dia bisa melakukan apa saja.
Aku tak kunjung datang bulan selama 2bulan ini. Aku depresi, stress, aku gak tau harus gimana, aku bingung… Hingga akhirnya pikiran jahat itu pun datang, aku mencari informasi apa saja yang bisa membuat janin keguguran. Aku memakan semua pantangan yang dilarang selama hamil. Hingga masuk dibulan ke 3, perutku semakin membesar. Bella pun mulai bingung dengan tingkahku yang aneh. Hari ini tekadku bulat akan mengeluarkan janin ini. Aku membeli obat khusus untuk mengugurkan janin. Pada jam istirahat, aku masuk ke kamar kecil. Sebelumnya aku sudah meminum obat khusus itu. Aku mebuka rok dan pakaian dalam ku, aku ngejan sekuat tenagaku layaknya orang ingin buang air besar. Rasa sakitnya bertambah karena aku menahan diri agar tak bersuara. Aku berkeringat, badanku gemetar, aku tak kuat berdiri, akhirnya seonggok daging itu pun keluar, penuh dengan darah. Aku menangis melihat daging itu. Itu janin ku, buah anak ku dengan Anggara, sekarang ku keluarkan dengan cara yang tidak pantas. Aku membersihkan diriku, memakai seragamku, menyirami darah-darah yang tercecer, badanku lemas, sangat tak berdaya. Untuk berdiri saja rasanya menyakitkan, lebih menyakitkan melihat daging itu. Aku menangis, tetap menahan agar tak bersuara. Aku menyandarkan diri ke pintu, seraya berpikir, bagaimana cara menghapus jejak janin ini. Aku kehabisan akal, aku ingin membuangnya ke dalam closet, tapi air di bak sudah habis aku pakai. Aku membersihkan darahnya, dan menggigitnya sedikit demi sedikit. Aku memakan janinku sendiri. Dari luar ada Guru yang mengetok-ngetok pintu. Aku tidak sadar ini sudah jam pulang sekolah. Bagaimana ini? Akankan semua ketahuan? Bagaimana orang tuaku? Aku melempar sampah kewajah keluargaku sendiri! Aku menghancurkan semuanya. Dimana Anggara yang sudah mengistimewakan aku lalu mencampakkan aku begitu saja? Semua mendesakku, mau tak mau aku membuka pintu kamar kecil itu. Aku hanya bisa menunduk, malu, hancur, pasrah semua jadi satu. Mata Guruku langsung tertohok kedaging ditanganku. Ratusan mata mengiringi langkahku ke ruang guru. Ratusan bisikan aku dengar. Ratusan cacian mungkin sudah mereka siapkan untuk aku. “CINTA WIJAYA MENGGUGURKAN JANIN DIKAMAR MANDI SEKOLAH” wow, sebuat gelar yang sangat membanggakan.
Sekarang inilah aku dengan semua, segala penyesalan yang tidak berguna. Dan segala kecewa pasti sudah terukir dibenak orang yang kusayang. Siapa yang mau seperti aku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar